Off Road: Jalan Hikmah
Model jalan off road: hikmah dan thariqah.
Meniti jalan hikmah, mengarungi samudera ilmu.
Landasan dalam Quran
Ayat
وما انزل عليكم من الكتب والحكمة
ما يتلى فى بيوتكن من ايت االله والحكمة
Terjemahan
“… dan apa-apa yang diturunkan kepadamu dari kitab dan hikmah.” (Al Baqarah:231)
“….apa-apa yang diturunkan di rumahmu dari ayat Allah dan hikmah.” (Al Ahzab:34)
Tafsir Ibnu Katsir
Hikmah bermakna:
- Sunnah.
- Pengetahuan mengenai Quran: nasikh-mansukh, muhkam-mutasyabih, muqaddam-muakhkhar, halal-haram, serta perumpamaan.
- Paham Quran sesuai tafsirnya.
- Benar dan tepat dalam perkataan.
- Ilmu, fiqih, dan Quran.
- Takut kepada Allah.
- Kenabian adalah level tertinggi hikmah, adapun kerasulan merupakan hal yang lain.
Kisah Luqman Dianugerahi Hikmah
ولقد اتينا لقمان الحكمة ان اشكرلله
“Dan benar-benar diturunkan kepada Luqman hikmah melalui bersyukur kepada Allah.”(Luqman:12)
Luqman merujuk kepada budak berkulit hitam yang diberi hikmah namun tidak sampai derajat kenabian, riwayat lain merujuk kepada seorang hakim dari kalangan Bani Israil di masa Nabi Daud.
Hikmah didapat Luqman dengan cara menyandarkan diri pada takdir Allah, amanah, berkata jujur dan diam tidak mencampuri suatu urusan yang bukan urusannya, menundukan pandangan, makan yang halal, tidak berzina, memuliakan tamu, menghormati tetangga, meninggalkan hal yang tidak perlu.
Sebelum hikmah dianugerahkan kepadanya, Ia pernah menikah dan punya banyak anak. Lalu anak-anaknya wafat seluruhnya dan tidak ia tangisi karena kesabarannya; senang bertafakur; tidak pernah mengulang perkataan kecuali kata-kata bijak. Dia dekat dengan puasa dan hakim, serta mau belajar darinya (berthariqah).
Luqman mendapatkan hikmah langsung dari Jibril. Sebelumnya, ia diberikan pilihan antara hikmah atau kenabian, namun ia memilih hikmah. Di kemudian hari, Jibril mendatanginya saat tidur, mencipratkan hikmah. Keesokan harinya ia dapat mengucap hikmah hingga ia menjadi orang yang terpandang dan dimintai nasihat.
Kisah Ketidakpatuhan Musa kepada Khidir Menghalangi Hikmah
Hikmah diberikan kepada siapapun secara acak sesuai kehendak Allah dengan ukuran tertentu, hanya saja mengambil hikmah perlu kesabaran dan waktu. Hal ini didasari kisah Nabi Musa yang berguru kepada Nabi Khidir. Sebab Nabi Musa berguru adalah karena Nabi Musa dicela Allah atas pernyataan bahwa dia adalah orang yang paling banyak ilmunya.
Perjalanan mengambil hikmah oleh Nabi Musa dengan thariqah berguru kepada Nabi Khidir.
Khidir, “Apa yang engkau inginkan wahai Musa?”
Musa, “Apakah aku dapat mengikutimu agar engkau dapat mengajariku sesuatu yang engkau peroleh dari-Nya?”
Khidir, “Tidakah cukup Taurat di tanganmu? Bukankah engkau sudah mendapat wahyu? Sungguh jika engkau ingin mengikutiku, engkau tidak akan mampu bersabar.”
Musa, “Insha Allah engkau akan mendapati aku termasuk orang yang sabar dan tidak akan menentangmu dalam suatu urusan apapun.”
Khidir memberi syarat untuk tidak mengomentari apapun dan menentangnya selama mengikutinya.
Adapun kemudian, Musa selalu melontarkan pertanyaan dan mencela gurunya atas perbuatan gurunya yang tidak sesuai adab dan hukum syariat berdasarkan pemahaman Musa, hingga Khidir berkata, “Ini adalah batas perpisahan antara dirimu dan diriku.”
Seorang guru punya otoritas terkait pembelajaran dan murid tidak sepantasnya berkomentar atas hal-hal yang tidak dipahami. Murid sebaiknya patuh. Jika bertanya atau mengkritik, hendaknya disampaikan dengan baik. Jangan sampai mengarah kepada ketidakhormatan dan ketidakpatuhan.
Masuknya Hikmah
Masuknya (سلك) hikmah:
- Secara acak kepada siapa saja yang Allah kehendaki dengan ukuran tertentu.
- Dengan proses pembacaan Quran dengan bahasa Arab.
- Dengan bersyukur kepada Allah.
Landasan dalam Quran
Ayat
يؤتى الحكمة من يشاء ومن يؤت الحكمة فقد…اوتى خيرا كثرا
ولو نزلنه على بعض الاعجمين فقراه …كذلك سلكنه فى قلوب
ولقد اتينا لقمان الحكمة ان اشكر لله
Terjemahan
“…diturunkan hikmah kepada siapa yang dikehendakinya dan barangsiapa yang diturunkan, maka sesungguhnya… telah diturunkan kebaikan yang banyak.” (Al Baqarah:269)
“dan kalau Kami menurunkannya (Quran) atas sebagain bangsa non Arab faqara’ahu…demikianlah salaknahu ke dalam hati.” (Asy Syu’ara: 198-200)
“Dan benar-benar diturunkan kepada Luqman hikmah melalui bersyukur kepada Allah.”(Luqman:12)
Tafsir Qurtubi
- Faqara’ahu bermakna membacakannya sebagaimana Jibril membacakan kepada Nabi Muhammad.
- Salaknahu berkmana memasukan Quran ke dalam hati.
Dalam ayat ini menceritakan bahwa kerasnya hati Bani Israil menerima Quran meskipun sudah menggunakan metode yang sama kepada Nabi Muhammad, yakni: Jibril menurunkan ayat Quran kepada Muhammad dengan membacakannya menggunakan bahasa Arab.
Implementasi
Secara umum hikmah dapat turun kepada siapa saja sesuai kehendak Allah dengan ukuran tertentu. Jika Allah menghendaki hikmah masuk ke dalam hati seseorang, maka kehidupan orang tersebut umumnya teriringi dengan “ukuran tertentu”:
- Amalan yang istiqamah.
- Hidup yang dinamis dan penuh cobaan bertubi-tubi sebagai ilham yang dzohir.
- Bertafakur, seperti: Nabi Ibrahim sebelum mendapatkan kepahaman mengenai hakikat Rabb; Nabi Muhammad sebelum menerima wahyu pertama di gua hira.
- Mencari seseorang untuk diambil ilmunya, berthariqah kepada guru.
- Mengikuti proses pembelajaran dari guru dan mematuhinya.
- Hal-hal di luar nalar, sebagaimana Luqman dan Nabi Muhammad didatangi malaikat Jibril sebagai ilham yang kaifiyah.
Potensi hikmah yang telah didapat dari kejadian di atas, kemudian diiringi pembacaan Quran dan bersyukur kepada Allah agar hikmah masuk dan meresap ke dalam hati.
Polemik Hikmah
Berdasarkan bukti ilmiah dan kaidah psikologi, semakin tinggi tingkat kecerdasan seseorang, semakin rentan depresi. Hal tersebut merupakan pendekatan untuk menjelaskan bahwa orang yang sedang meniti jalan hikmah dan baru mendapat potensi hikmah, umumnya berwatak keras, egosentris, tidak disukai orang pada umumnya, mudah emosi, sedikit teman.
Agar selamat dari polemik ini:
- Beramal dengan amalan ringan di luar ibadah wajib yang dilakukan secara istiqamah, contoh dari Luqman: memuliakan tamu. Contoh dari Nabi Muhammad: bertahanuts.
- Menyadari bahwa ujian bertubi-tubi yang datang sebagai tanda akan diturunkannya hikmah.
- Mencari orang yang dapat dijadikan guru: berthariqah.
- Tidak mencela dan mendebat guru.
- Berhusnudzon jika ada perbuatan guru yang salah selama bukan kebiasaan atau yang mungkin kita anggap salah padahal ilmu kita yang sedikit. Contoh: ketika ada tamu awam berdiskusi, lalu adzan, beliau tidak shalat berjamaah di mesjid. Padahal jika tidak ada tamu, atau tamu yang datang sudah paham, beliau tetap shalat di mesjid.
- Mengendalikan diri dari sifat impulsif dan meledak-ledak. Dengan turunya hikmah, kita seolah-olah dapat memprediksi apa yang akan diucapkan orang lain, akhirnya kita sering memotong perkataan, bahkan mendebatnya.
- Jika mendapat ilmu dari sumber lain, tidak mencela atau berdebat dengan guru yang sedang membimbing kita. Sampaikan dengan bijak keinginan untuk berdiskusi.
- Selalu meminta pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat. Jika pertolongan Allah tidak kunjung datang, perhatikan kaidah sabar dan shalat, mungkin perlu diperbaiki.