Bagaimana Manusia Mengambil Keputusan?
Manusia mengambil keputusan dalam bertindak berdasarkan naluri, logika, dan norma. Bagaimana penjelasannya?
Berdasarkan Quran
Manusia mengambil keputusan dengan cara:
- Mengikuti sihir (Al Baqarah:102).
- Mengikuti rasul (Al Baqarah:143).
- Mengikuti manusia lainnya (Al Baqarah:167).
- Mengikuti langkah-langkah syaitan (Al Baqarah:168).
- Mengikuti kebiasaan nenek moyang (Al Baqarah:170).
- Mengikuti Quran untuk mencari celah (Al Imran:7)
- Mengikuti hawa nafsu (An Nisa:27).
- Mengikuti ajaran Abraham (An Nisa:125).
- Mengikuti prasangka (An Nisa:157).
- Mengukuti subul/gaya hidup alternatif (Al An’am:153).
- Mengikuti auliya selain Allah (Al A’raf:3).
- Mengikuti mufsidin (Al A’raf:142).
- Mengikuti nur/cahaya (Al A’raf:157).
- Mengikuti hujjah/landasan yang jelas (Yusuf:108).
- Mengikuti huda/petunjuk (Thaha:47).
- Mengikuti ayat/tanda (Thaha:134).
- Mengikuti setan (Al Hajj:3).
- Mengikuti dzikr/peringatan (Ya Sin:11).
- Mengikuti sabilik/jalan-MU(Ghafir:7).
- Mengikuti askhatha Allah/hal-hal yang mengundang murka (Muhammad:28).
- Mengikuti orang-orang yang lebih terhormat dan kaya (Al Jin:21).
Psikologi
Manusia mengambil keputusan berdasarkan:
- Conciousness dan Executive Function pada lobus frontalis otak.
- Sub-conciousness.
- Reaksi hormon dan fisiologis.
- Reaksi patogenik.
Sosiologi
Manusia mengambil keputusan berdasarkan:
- Naluri
- Logika
- Norma
Naluri
Melakukan suatu tindakan tanpa logika dan pertimbangan, bersifat reaktif, refleks dan spontan. Tindakan naluri yang memberikan nilai kemanusiaan disebut tindakan nurani. Jika menyebabkan kerusakan disebut hawa nafsu, memberikan keuntungan disebut intuisi, memberikan kerugian disebut kecerobohan.
Contoh:
- Ketika kesetrum, manusia akan menghindari setrum.
- Ketika seorang Ibu melihat anaknya terluka, akan muncul rasa kasihan.
- Jika haus, minum.
- Minum menggunakan tangan dan mulut, bukan hidung atau telinga.
- Membunuh saat berperang adalah tindakan naluri namun bukan tindakan nurani.
- Mencuri karena kelaparan.
Logika
Melakukan suatu tindakan dengan pertimbangan dan pengukuran logika. Bersifat revisionis, terhitung, dan strategis. Tindakan logis umumnya didasari tujuan tertentu, ilmu pengetahuan, dan pengalaman empiris.
Contoh:
- Memberikan nasihat kepada orang lain.
- Melakukan penelitian.
Normatif
Melakukan suatu tindakan dengan dasar keyakinan yang telah tertanam sejak lahir karena dipaksa, terpaksa, atau begitu saja. Juga didasari nilai-nilai yang diyakini benar untuk dilakukan dan menjadi belief system. Nilai-nilai tersebut berkembang menjadi hukum yang jika dilanggar memiliki konsekuensi hukuman. Taat kepada hukum disebut normal atau normatif. Norm berarti norma atau kumpulan nilai-nilai; Normal berarti sesuai norma.
Hukum tidak tertulis disebut hukum konvensi. Jika nilai yang dianut berdasarkan keyakinan peninggalan nenek moyang secara turun-temurun, maka disebut tradisi. Jika disahkan oleh parlemen negara, maka disebut undang-undang atau hukum positif. Hukum yang bersumber dari entitas yang disucikan disebut keyakinan atau agama.
Contoh:
- Agama Islam bersumber dari Quran dan Hadits.
- Hukum bersumber oleh KUHP.
- Tradisi munggahan dan ngeliwet didasari oleh kebiasaan etnis Sunda.
- Mentraktir kolega kantor saat closing sales didasari konvensi.
- Perayaan natal didasari oleh budaya pagan.
- Perayaan paskah pada bulan pertama hari keempat belas didasari Alkitab Perjanjian Baru.
Mengambil Keputusan dalam Meniti Jalan Makrifat
Berikut cara mengambil keputusan bagi manusia yang hendak meniti jalan makrifat:
Pendekatan Psikologi
- Meningkatkan kemampuan executive function dengan meningkatkan fungsi otak depan (lobus frontalis), diantaranya: menghindari alkohol, aurat lawan jenis, rokok, dan konsumsi gula berlebih, serta perilaku impulsif dan reaktif.
- Menghindari ketidakstabilan emosi (optimasi reaksi hormon) dengan cara menghindari insulin resistence: puasa, konsumsi gula dan garam secukupnya; menghindari reaksi hormon kortisol: stress, kecewa, marah; meningkatkan reaksi hormon oksitosin dan dopamine: travel, olahraga, orgasme, berpelukan.
- Meningkatkan fungsi metabolisme dengan aktifitas fisik yang memperlancar peredaran darah, bekam, pijit.
Pendekatan Sosiologi
- Menjadikan value atau nilai-nilai Quran belief system.
- Menjadikan perilaku Kita normatif kepada Quran sesuai tafsirnya, walau tidak sesuai dengan perasaan naluri, logika, dan norma-norma sosial yang berlaku.
Manusia sanggup mematuhi SOP perusahaan, menjadi SPG, LC, PSK, TKW, prajurit, dan pelaut demi uang, padahal tidak menyukainya, namun tidak sanggup mematuhi peraturan-Nya dan bersikap normatif terhadap Quran, padahal oksigen ini gratis.
Implementasi
Menyadari bahwa manusia diciptakan sebagai budak yang diberi kebebasan memilih. Tidak seperti malaikat yang diciptakan untuk selalu patuh.
Budak manakah yang diberi kebebasan memilih oleh tuannya? Inilah bentuk rahmat dari-Nya. Semoga Kita bukan termasuk orang-orang yang mendzholimi diri sendiri.
Budak berarti terikat perjanjian secara tertulis atau konvensi dengan tuannya. Dalam hal ini Allah telah mengikat kita dengan perjanjian di alam ruh (secara konvensi) dan diingatkan kembali di alam dunia melalui Quran (secara tertulis) untuk dimintai pertanggungjawaban di alam akhirat yang kekal.
Perhatikan premis berikut:
- Manusia adalah budak.
- Budak adalah tunduk kepada pemiliknya.
- Pemiliknya menurunkan Quran.
Kesimpulan:
Manusia tunduk kepada pemiliknya yang menurunkan Quran.
Dengan mengetahui bagaimana manusia mengambil keputusan, maka setiap keputusan yang diambil dalam meniti jalan makrifat adalah menundukan logika dan perasaan di bawah Quran sesuai tafsirnya.
Semoga Allah selalu memberikan petunjuk.